Surabaya, Java News - Wali
Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pengarahan anak-anak yang terindikasi
tawuran. Pengarahan yang digelar di Gedung Siola itu diwarnai isak tangis,
karena anak-anak ini diminta Wali Kota Risma untuk minta maaf kepada orang tua
mereka masing-masing dan mencium kaki orang tuanya.
Kala
itu, ibu-ibu yang menerima anaknya minta maaf langsung terisak tangis. Hampir
semua orang tua yang diminta maju ke depan dan anak-anaknya minta maaf, tak
kuasa menahan tangisnya. Sesekali mereka menghapus air mata yang tumpah itu
melalui krudungnya.
Selain
itu, anak-anak yang mendapatkan pengarahan dari Wali Kota Risma dan
Kapolrestabes Surabaya itu diminta untuk saling bermaaf-maafan dan berpelukan.
Bahkan, Wali Kota Risma meminta setelah keluar dari ruangan itu tidak ada lagi
geng Jawara atau pun geng All Star. "Kalian harus janji setelah keluar
dari ruangan ini tidak ada lagi geng-gengan, yang ada adalah arek-arek
Suroboyo. Setuju?" tanya Wali Kota Risma kepada anak-anak itu sembari
dijawab "setuju".
Di
samping itu, anak-anak ini juga diminta untuk menuliskan biodatanya dilengkapi
dengan keinginannya dalam secarik kertas yang sudah diberikan oleh jajaran
Pemkot Surabaya. Setelah mereka menuliskan itu, satu persatu lembaran itu
dilihat oleh Wali Kota Risma. “Setelah saya lihat, ternyata mereka ini normal,
tapi memang mereka tidak mengerti, banyak yang ikut-ikutan,” kata dia.
Wali
Kota Risma juga memastikan bahwa sudah meminta tolong kepada Kapolrestabes
Surabaya untuk mencari otak atau aktor di balik kejadian itu. Sebab, anak-anak
ini seolah-olah dipressure atau ditekan untuk ikut dalam geng mereka. “Mereka
ini hampir 95 persen tidak mengerti. Jadi, ini ada otak yang menggerakkan
mereka. Tapi otaknya ini berada di belakang. Katanya dua orang sudah ditangkap
dan akan ditindaklanjuti,” tegasnya.
Menurut
Wali Kota Risma, yang paling penting anak-anak ini tidak mudah percaya kepada
siapapun yang mengajak untuk tawuran. Misalnya seperti disampaikan anak-anak
tadi bahwa ada yang mengajak dan ditekan serta diancam. “Anak-anak ini tidak
perlu takut. Bahkan, tadi ada yang cerita bahwa sudah keluar dari grup WA, tapi
kemudian mereka dipaksa lagi, ditarik lagi oleh mereka dan ditakut-takuti,”
ujarnya.
Ia
juga memastikan bahwa pihak kepolisian sudah mendeteksi oknum-oknum yang
mengajak tawuran itu, sehingga berkali-kali Wali Kota Risma meminta anak-anak
itu untuk tidak takut pada oknum yang mengancamnya. Bahkan, Wali Kota Risma
juga meminta untuk langsung melaporkan kepada pihak kepolisian melalui
nomor 110 atau melalui aplikasi Jogo Suroboyo. “Bisa juga langsung menghubungi
112. Nanti kita tindaklanjuti, jadi jangan takut,” imbuhnya.
Sementara
itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho juga menjelaskan apabila
ada kejadian yang mengganggu keamanan dan ketertiban Kota Surabaya, ia meminta
untuk melaporkan kepada pihak kepolisian melalui aplikasi Jogo Suroboyo itu.
“Tolong difotokan melalui aplikasi itu, nanti kami akan tindaklanjuti,”
tegasnya.
Sandi
juga meminta tawuran yang mengganggu keamanan dan ketertiban itu tidak boleh
terjadi lagi. Bahkan, ia juga memastikan bahwa dengan kemajuan teknologi saat
ini, pihaknya lebih tahu pergerakan dari geng-geng ini, sehingga beberapa kali
pun dibubarkan oleh pihak kepolisian. “Jadi, kami bisa memonitor adik-adik ini,
makanya kami bubarkan,” ujarnya.
Menurut
Sandi, dengan keroyokan itu tidak keren dan bukan anak-anak milenial yang mau
maju dan berprestasi. Oleh karena itu, dia mengajak kepada semua pihak untuk
bersama-sama menjaga anak-anak ini. “Sebab, mereka inilah penerus bangsa ke
depannya,” pungkasnya.
loading...
0 Comments